News Photo

Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Tingkatkan Produksi Cabai, Tomat, Bawang Kendalikan Inflasi

Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembangkan tanaman hortikultura di beberapa kabupaten kota di Sultra.

Tanaman hortikultura yang dikembangkan oleh para petani binaan Dinas Perkebunan ini seperti bawang, tomat dan cabai.

Pengembangan tersebut salah satunya dalam rangka menangani inflasi di Sultra, yang saat ini angka inflasi gabungan dua kota di Sultra yakni Kendari dan Bau-bau berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara Y-on-Y sekira 4,80 persen, masih lebih tinggi dari inflasi nasional yakni 4,00 persen.

Termasuk menangani kekurangan dan kelangkaan bibit sayuran tomat, bawang dan cabai.

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Haruna mengatakan kelangkaan tersebut menjadi pemicu harga bawang cabai, tomat melambung tinggi di pasaran.

Apalagi permintaan masyarakat akan kebutuhan komoditas tersebut cukup tinggi, khususnya di wilayah pertambangan di Sultra, tentu menjadi penyebab inflasi.

"Seperti harga bawang merah sempat mencapai Rp80 ribu per kilo, sekrarang harganya di pasaran sudah mulai turun jadi Rp20 ribu per kilo. Kalau di petani Rp10 ribu per kilo," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (7/6/2023).

Pengembangan hortikultura yang dimulai sejak Februari 2023 lalu itu baru dilaksanakan di Kabupaten Buton, Konawe Selatan (Konsel), Kolaka, Kolaka Timur dan Konawe.

La Haruna mengatakan program pengembangan ini terus diupdate setiap tahunnya, di mana bibit-bibit tanaman hortikultura tersebut diperoleh melalui pengadaan dari APBD maupun bantuan pusat.

"Tahun ini sudah berjalan dan tahun depan juga akan dimulai. Perkembangannya ya sekarang petani banyak yang panen," ujarnya.

"Seperti pengembangan bawang merah, tomat dan cabai memang cocok dikembangkan di Buton, itu ada di Kecamatan Sampolawa dan Kapuntori, dengan lahan seluas 100 hektar, petaninya cukup antusias bahkan sudah terbentuk kelompok tani binaan kami, ada sekira 100 orang," jelasnya.

Kata dia hasil panen tersebut kebanyakan dipasarkan di Kota Kendari dan Bau-bau, selain disebarkan ke daerah kabupaten lainnya. (*)

SHARE THIS NEWS

Bagikan Berita ini

Komentar